Minggu, 24 April 2011

Estetika

Estetika adalah cabang dari filsafat yang menekankan pada kajian keilmuan untuk mengungkap esensi keindahan khususnya keindahan dalam karya seni (art), sehingga estetika juga sering difahami dan disamakan dengan nilai artistik dari sebuah karya seni (Danto, 2007). Munculnya istilah estetika (aesthetics) baru diperkenalkan pada tahun 1753 oleh filosof Jerman Alexander Gottlieb Baumgarten, meskipun kajiannya telah berlangsung sejak masa Yunani kuno yang diawali oleh Socrates, Plato, dan Aristoteles sebagai peletak dasar teori estetika klasik. Kajian estetika dimulai dari para filsuf tersebut yang mempertanyakan apakah kualitas keindahan itu hadir pada obyek yang bisa dikualifikasi atau ia hadir dalam pikiran manusia? Apakah keindahan obyek dipersepsi berdasarkan mode khusus, mode estetika, atau hanya sebatas kualitas obyek semata dimana terdapat kualitas-kualitas khusus yang dimiliki benda atau kualitas estetiknya? Sehingga para filosof juga membedakan antara keindahan dengan nilai sublim atau keagungan sesuatu. Selanjutnya, dalam aplikasinya estetika banyak dipakai dalam berbagai bidang keilmuan khususnya bidang desain (grafis, produk, interior, fashion), arsitektur, hingga desain antarmuka pengguna berbasis GUI (Graphical User Interface), termasuk dalam fotografi. 
Teori estetika yang muncul kemudian adalah teori estetika obyektif dan teori estetika subyektif. Teori obyektif berpandangan bahwa keindahan adalah sifat atau kualitas yang melekat pada obyek. Ciri yang memberi keindahan pada obyek adalah perimbangan antara bagian-bagian pada obyek sehinga asas-asas tertentu mengenai bentuk terpenuhi. Sedangkan teori subyektif mengungkapkan bahwa keindahan hanyalah tanggapan perasaan pengamat dan tergantung pada persepsi pengamat berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Menurut Kartika (2004) pada prinsipnya perkembangan teori estetika dapat dibagi menjadi tiga bagian; 1) Teori estetika formil, yang mendefiniskan keindahan sebagai persoalan bentuk dan warna. Teori ini beranggapan bahwa keindahan merupakan hasil dari dimensi-dimensi formil seperti dimensi bentuk (panjang, labar, dan tinggi) dan warna. 2) Teori estetika ekspresionis, mendefinisikan keindahan tidak selalu mendasarkan pada aspek bentuk atau warnanya, melainkan pada maksud dan tujuan atau ekspresinya. Teori ini beranggapan bahwa keindahan dari karya seni bergantung atau lahir dari ekspresinya. 3) Teori estetika psikologis, Teori estetika psikologis mendasarkan pada aspek psikologis yang berhubungan dengan aspek mental (emosi) dalam proses persepsi manusia, khususnya persepsi visualnya. Teori ini banyak berdasar pada teori persepsi dalam psikologi Gestalt dan sering dipakai untuk mengkaji estetika secara ilmiah dengan kaidah psikologi empirik. Dewasa ini teori dan wacana estetika yang berkembang banyak mengacu pada teori estetika psikologis yang berbasis pada persepsi visual dan pengalaman manusia yang kompleks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar